Indah Patmawati

Indah Patmawati, Widyaiswara di P4TK PKn dan IPS. Lahir di Madiun, sebuah kota yang penuh sejarah dan terkenal dengan nasi pecelnya. Alamat di Jalan Parianom B4...

Selengkapnya
Navigasi Web
DILARANG 'NGAJI'

DILARANG 'NGAJI'

Hari ke-8

Benar nih, suwer...! Aku tuh suka sekali mengajar. Dan itu seperti panggilan jiwa, maka aku selalu bersungguh-sungguh dan maksimal dalam mempersiapkan. Semua model pembelajaran yang dirujuk kurikulum, sudah pernah kuterapkan, berbagai media pembelajaran juga pernah kugunakan. Hal itu merupakan upayaku, untuk menciptakan pembelajaran yang fun dan bermakna. Siswa bersemangat mengikuti dan akupun juga demikian. Ada kepuasan yang tak bisa diuraikan dengan kalimat, manakala aku berhasil memahamkan siswa terhadap materi tertentu.

Memang sih, tidak setiap hari aku menentukan penggunaan model atau metode. Semua berdasarkan pemetaan yang sudah kurancang sebelumnya. Jadi, semua berjalan berdasarkan pemetaan yang kubuat selama setahun.

Kalau penggunaan media pembelajaran hampir setiap pertemuan aku berusaha menggunakan. Aku ingin pembelajaranku benar-benar kontekstual dan tidak terjadi verbalisme pada siswa. Sekecil dan sesederhana apapun bentuk media, tentu itu mampu menjembatani antara konsep yang akan kuberikan dengan kemampuan melogika siswa. Nah, disinilah pentingnya penggunaan media.

Sekali lagi tidak ada masalah dengan pembelajaran. Pun dengan persiapannya (RPP), sebab aku tergolong orang yang perfeck dalam segala hal. Maka RPP juga kubuat sedemikian rupa, sehingga serinh ketika ada supervisi baik itu oleh kepala sekolah maupun pengawas, beliau selalu puas. Tak jarang aku mendapat pujian bahkan sering menjadi rujukan teman-teman ketika membuat RPP. Ah, jadi malu...muji diri sendiri. Hehehe

Masalahnya nih, kalau sudah sampai pada data penilaian, ampuuunnn aku pusing tujuh keliling. Tobas deh...eh tobat ding!

Mengapa ini terjadi padaku, Tuhan?

Cukup padaku saja, yang lain jangan ya!

Ketika mengajar, aku terlalu asyik. Melihat anak-anak antusias, aku pun demikian, melebur di dalamnya sampai jam mengajar habis. Puas.

Akibatnya aku sering lupa menilai apa yang telah dilakukan siswa ketika berproses tadi. (Barangkali aku butuh asisten ya waktu mengajar, sehingga ada yang memantau penilaiannya).

Barangkali aku menganggap sepele, kelalaianku hari ini. Pikirku setelah selesai pembelajaran aku bisa menilai, sehingga pembelajaran hari ini bisa terkumpul atau terekam datanya. Tapi ya ampun, ndilalah hari ini aku mendapat undangan rapat ke dinas. Akhirnya hari ini berlalu tanpa ada data nilai yang terekam.

Ahaiiii cling...! Besok masih ada waktu. Jangan khawatir... semangat!

Memulai pagi dengan pembelajaran yang seru dan menantang rasanya sesuatu banget. Hari ini aku menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari kemarin. Hal ini, kusesuaikan dengan materi yang diajarkan. Mantap gaess... Pembelajaran OK banget. Sampai- sampai tetangga kelas mengintip apa yang sedang kami lakukan. Dan ketika kepala sekolah kebetulan lewat, wajah beliau terlihat berseri melihat caraku mengajar. Ohooooo ini indikasi yang baik kan...sumprit puas aku dibuatnya. Bahkan setelah mengajar mengajakku diskusi tentang inovasi pembelajaran. Hingga waktu pulang tiba, aku lupa lagi belum memberikan penilaian kepada siswa. Tapi aku selalu menaruh harapan untuk besok lebih baik dari hari ini.

Perjalanan waktu tak terasa begitu cepat, padatnya aktivitas di sekolah baik yang bersifat formal maupun non formal membuatku terlena. Apakah sekarang sehari itu masih 24 jam? Rasanya nggak sampai ya...

Giliran laporan hasil penilaian harus disampaikan ke orang tua tiba. Semester pertama. Ya Allah, ya Rabb...sejak tadi aku hanya termangu-mangu di depan buku nilai yang masih kosong. Bukannya aku orang yang selalu menjaga kebersihan jika melihat buku nilaiku masih terlihat bersih, tak ada tulisannya sama sekali. Semua semata-mata karena aku selalu lupa menilai siswa saat proses pembelajaran. Mana ada nilai sikap dan keterampilan lagi. Ah, bagaimana ini. Lamunanku melayang. Aku jadi teringat temanku Bu A, yang setiap mengajar selalu membawa buku nilai. Tidak penting bagaimana prosesnya yang penting dia punya rekaman nilai yang rijik dan rutin tiap saat. Sedangkan aku mengutamakan proses, sedangkan penilaian jarang sekali kulakukan. Yang bagaimana sih yang benar?

Selalu ada cara untuk mereka yang kepepet.

Maaf ya, ini jangan diekspos dan jangan ditiru oleh siapapun. Cukup aku saja yang menanggung derita ini. Pelan-pelan aku mencatat nama siswaku. Aku mengelompokkan menjadi tiga kategori. Lalu kumulai mengeluarkan angka-angka berdasarkan kepantasan dan logika. Toh aku sudah mengenal karakter semua siswaku. Jadi tak mungkin aku salah memberikan angka. Wajah mereka satu persatu terbayang di mataku, upps...! Ternyata sangat membantuku mengambil keputusan. Prinsipku hanya satu. Menguntungkan siswa!

Jadilah deretan angka cantik. Ya penilaian harianku jadi, tinggal ditambah nilai PTS dan PAS. Akhirnya lega sudah. Tinggal dilaporkan ke orang tua. Apakah sudah benar-benar selesai masalahku dengan penilaian. Ohhh belummmm. Hatiku masig deg deg degan...Semoga tidak ada yang komplein...

Sehari, aman

Dua hari, aman

Tiga hari, tiba-tiba aku disuruh menghadap kepala sekolah.

Alamak, akhirnya kena juga!

“Waspadalah jangan coba-coba meniru kalau tidak ingin terkena masalah!”

#TantanganGurusiana

Catatan:

Ngaji = ngarang biji (ngarang nilai)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

22 Jan
Balas

Waah sama denganku. Sibuk eksplor.di.kelas lupa masukkin nilai.

22 Jan
Balas

Kalau bisa penilaian tetap dikerjakan karena itu hak anak yang sudah bekerja keras dalam belajar. Tapi tetap semangat mengajar menggunakan metode atau pendekatan sudah OK.

22 Jan
Balas



search

New Post