Indah Patmawati

Indah Patmawati, Widyaiswara di P4TK PKn dan IPS. Lahir di Madiun, sebuah kota yang penuh sejarah dan terkenal dengan nasi pecelnya. Alamat di Jalan Parianom B4...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKU SEGALANYA BAGIKU

BUKU SEGALANYA BAGIKU

Hari ke-11

Bagi guru apakah arti sebuah buku ketika sedang proses pembelajaran? Pernahkah kalian merasa kelabakan ketika mengajar karena tak ada buku pelajaran yang bisa dijadikan pegangan. Pasti jawaban kalian akan bervariasi. Sebab masing-masing orang pasti punya pandangan yang berbeda.

Kalau aku sih, yang namanya buku pelajaran punya arti yang sangat besar. Tanpa buku aku seperti dijebloskan pada sebuah gudang yang terkunci dan tidak ada cahaya yang bisa masuk. Coba bayangkan bagaimana rasanya. Bingung, sumpek, tak tahu jalan bahkan rasanya ingin menjerit-jerit. Benar lho seperti itu. Mengajar tanpa buku pegangan duuuhhh...bisa ambyar semuanya.

Mengapa ya?

Banyak alasannya, yang pertama buku kujadikan pedoman dan arah bagiku dalam mengajar. Di dalamnya terdapat rambu-rambu kompetensi yang harus kuajarkan. Kedua, buku memudahkan aku untuk membuat skenario baik dalam pembelajaran maupun penyusunan soal yang berimplikasi pada penilaian. Ketiga, buku merupakan mediator antara aku dan siswa dalam pembelajaran. Jadi, besar sekali fungsi buku bagiku. Ibaratnya, tak ada buku, aku tak bisa mengajar. Itu menurut pendapatku lho.

Aku memang sangat bergantung pada buku. Baik itu buku guru maupun siswa. Mencari cara mudah aja, biar nggak ribet urusannya.

Sering bertentangan pendapatku dengan pengawas atau kepala sekolah. Menurut beliau buku bukan satu-satunya sumber belajar, masih banyak hal lain yang bisa dijadikan sumber belajar. Yang penting tahu kompetensi apa yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Artinya guru dituntun untuk bisa meningkatkan kreativitasnya terutama dalam menciptakan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Kompetensi yang harus dikuasai siswa kan sudah jelas, tinggal bagaimanna guru bisa mengolah saja. Mendesain menjadi sebuah pembelajaran yang menarik. Untuk itu guru perlu memahami kurikulum.

Waduh, kurikulum?

Hehehe, sudah beberapa kali ganti permendikbud aku belum pernah melihat apa isinya. Makanya lebih enak langsung memakai buku guru buku siswa, tidak perlu melihat pemetaan KD karena semua sudah ada. Kita tinggal

mengajar dengan mengikuti runtutannya. Beres. Kalau ada yang mudah mengapa dipersulit?

Apakah cara berpikirku salah? Memang sih beberapa kali kepala sekolah maupun pengawas mengingatkan, agar aku lebih inovatif. Tapi setiap kali kutanya contoh invoasinya seperti apa, beliau juga tak bisa menjawab. Beliau jarang memberi pembinaan. Wong pengawas jarang datang ke sekolah, sedang kepala sibuk rapat. Sedangkan aku juga tak pernah dikirim pelatihan atau penataran untuk peningkatan kompetensi. Tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan. Akhirnya ya mengambil jalan pintas mencari yang termudah.

Yang penting mengajar rutin dan tertib begitu saja.

Apakah cukup hanya begitu guru Indonesia?

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kebanyakan. Heee

26 Jan
Balas

Apanya...

07 Feb



search

New Post